

Situasi di Gaza. (Foto: REUTERS/STRINGER)
Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendesak Israel segera memberikan izin untuk membiarkan lebih banyak bantuan dikirim ke Jalur Gaza. Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menekankan hal ini setelah konvoi WHO yang membawa bantuan ke Gaza ditolak Israel sebanyak tujuh kali dalam dua minggu terakhir.
"Kami menyerukan Israel untuk menyetujui permintaan WHO dan mitra lainnya untuk memberikan bantuan kemanusiaan," ucap Tedros dikutip dari laman resmi WHO, Kamis (11/1/2024).
"Kami memiliki perbekalan, tim, dan rencana yang sudah siap. Yang tidak kami miliki adalah akses, WHO harus membatalkan enam misi yang direncanakan ke Gaza utara semenjak 26 Desember. Ketika kami melaksanakan misi terakhir kami karena kami ditolak, dan jaminan perjalanan yang aman tidak diberikan. Rencana misi hari ini juga dibatalkan," jelasnya lagi.
Tedros menuturkan situasi di Gaza sudah sangat memprihatinkan. Hampir 90 persen populasi Gaza dari 1,9 juta orang kini sudah menjadi pengungsi.
Tak hanya itu, orang-orang di sana juga harus mengantre untuk mendapatkan sedikit air yang mungkin sudah tidak bersih, hingga roti yang mungkin tidak cukup bergizi untuk dikonsumsi. Kurangnya air bersih, sanitasi buruk, dan padatnya lingkungan merupakan tempat yang ideal untuk tumbuhnya penyakit.
"Minggu ini menandai hari ke-100 konflik di Israel dan wilayah pendudukan Palestina. Kami terus menyerukan pembebasan sandera yang tersisa dan kami terus menyerukan semua pihak untuk melindungi layanan kesehatan sesuai dengan kewajiban mereka berdasarkan hukum humaniter internasional," kata Tedros.
"Layanan kesehatan harus dilindungi dan dihormati, tidak dapat diserang, dan dimiliterisasi," pungkasnya.