
![]() |
PBNU merespons usulan Muhammadiyah untuk meniadakan sidang isbat. (Foto: PBNU) |
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) secara tegas menegaskan pentingnya sidang isbat dalam menetapkan awal Ramadan. Sidang ini bukan hanya rutinitas, tetapi juga merupakan ketentuan pemerintah yang diadakan melalui Kementerian Agama (Kemenag). Menurut Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya, sidang isbat berperan penting dalam menjaga harmoni masyarakat.
Tanggapan NU yang ingin hapus sidang isbat
Gus Yahya juga menyoroti usulan dari Muhammadiyah yang ingin menghapus sidang isbat. Padahal, menurutnya, Muhammadiyah sendiri adalah pihak yang pertama kali mengusulkan adanya sidang isbat dalam menentukan bulan Ramadan, Syawal, dan Zulhijjah. Namun, NU tetap akan mengikuti penentuan awal Ramadan yang ditetapkan oleh pemerintah, agar tidak menimbulkan perbedaan pengumuman yang dapat memecah belah masyarakat.
Meskipun NU memiliki prediksi awal Ramadan sendiri, mereka tetap menunggu hasil resmi dari pemerintah yang akan diumumkan setelah sidang isbat Kemenag pada 10 Maret 2024. Gus Yahya menekankan pentingnya kepatuhan terhadap aturan pemerintah dalam hal ini.
Walaupun NU sudah memprediksi posisi hilal, akan tetap menunggu hasil sidang isbat.
NU memprediksi awal Ramadan 1445 H jatuh pada tanggal 12 Maret 2024, berdasarkan hasil hisab posisi hilal tanggal 29 Syaban dengan menggunakan kriteria acuan yang telah disepakati oleh Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS). Penetapan akhir menunggu hasil sidang isbat Kemenag sebagai wujud kepatuhan NU terhadap aturan pemerintah. (Red)
Baca Terkait : Penjelasan Kemenag Soal Sidang Isbat
,