Globalnewsnetwork.id - Gangguan tumbuh kembang anak adalah kondisi yang memengaruhi kemampuan anak untuk tumbuh dan berkembang secara normal.
Gangguan tersebut dapat terjadi sebelum atau setelah kelahiran, dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti cedera, trauma, keturunan, komplikasi kehamilan, kelahiran prematur, dan faktor medis lainnya.
Jika tidak ditangani dengan baik, gangguan ini bisa menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak, bahkan berlanjut hingga dewasa.
 |
| Acara pembukaan fasilitas baru layanan rehabilitasi medik tumbuh kembang anak - RSIA Pasutri Bogor. |
RSIA Pasutri di Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, baru saja meluncurkan layanan rehabilitasi medik untuk tumbuh kembang anak pada Rabu, 8 Mei 2024.
Acara tersebut dihadiri oleh perwakilan dari Dinas Kesehatan Kota Bogor, Puskesmas setempat, IDI Kota Bogor, serta tamu undangan lainnya.
Peresmian layanan baru ini ditandai dengan pemotongan pita oleh Direktur RSIA Pasutri, dr. Dhima Paramitha Oktacynara, bersama Perwakilan Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor, di hadapan para tamu undangan.
 |
| Dhitya Prasetya, Putra ke tiga dr. Boyke Dian nugraha turut hadir mewakili ayahnya. |
Direktur RSIA Pasutri Bogor, dr. Dhima Paramitha Oktacynara anak pertama dari dr. Boyke Dian Nugraha, menjelaskan bahwa layanan rehabilitasi medik untuk tumbuh kembang anak ini dilengkapi dengan fasilitas dan tenaga medis yang ahli di bidangnya.
Berbagai jenis layanan tersedia di sini, seperti untuk gangguan motorik, konsentrasi, belajar, dan keseimbangan gerak, Selain itu pasien lain seperti ibu pasca melahirkan yang mengalami nyeri pinggang juga dapat memanfaatkan layanan ini,"Ujar dr. Dhima
 |
| Salah satu fasilitas di RSIA Pasutri Bogor |
Tahapan layanan di Rehabilitasi Medik Tumbuh Kembang Anak meliputi konsultasi dengan dokter anak, skrining untuk menentukan kebutuhan pasien, serta penilaian dan terapi yang sesuai.
"Kami berharap layanan ini dapat mendukung tumbuh kembang anak serta mengoptimalkan kesehatan mereka, sekaligus berkontribusi bagi kemajuan kesehatan di Kota Bogor," ungkap dr. Dhima Paramitha Oktacynara. (Red)
