 |
| Spanduk penolakan penutupan jalan oleh pihak BRIN - terpampang di perempatan jalan raya muncul Serpong. Foto:rendie_19 |
Warga di wilayah Desa Pabuaran, Kecamatan Gunung Sindur, menggelar aksi demonstrasi menentang penutupan jalan yang dilakukan oleh Badan Riset Nasional (BRIN) di perbatasan antara Bogor dan Tangerang Selatan (Tangsel).
Aksi ini merupakan kali ketiga dilaksanakan sebagai respons terhadap penutupan akses jalan warga yang menghubungkan Bogor dan Tangerang Selatan, yang dianggap sebagai zona vital milik BRIN.
“Ini sudah kali ketiga kita menyuarakan, masyarakat khususnya di Gunung Sindur dan sekitarnya menolak keras penutupan jalur provinsi maupun kabupaten,” ungkap Koordinator aksi, Pian Suhendra, yang juga merupakan tokoh masyarakat di Pabuaran.
Pian menjelaskan bahwa dua jalur telah ditutup, satu jalur Kabupaten Bogor dan satu jalur provinsi. Warga merasa sangat dirugikan dan menolak keras keputusan penutupan tersebut.
“Kita tetap menegaskan penolakan terhadap penutupan jalan oleh BRIN ini, dan akan terus bersikap atas hal ini,” tegasnya.
Menurut Pian, BRIN mengklaim bahwa jalan yang ditutup merupakan bagian dari tanah mereka, namun jalan tersebut sudah digunakan oleh warga sebelum BRIN berdiri.
“BRIN harus menghargai sejarah dan mengakui bahwa sebelumnya terdapat Puspitek, pusat penelitian ilmu dan teknologi di sini,” katanya.
Meskipun BRIN telah membuat akses jalan alternatif, namun menurut Pian, akses tersebut tidak efektif karena memerlukan waktu tempuh yang lebih lama dan melewati daerah dengan lalu lintas yang padat.
“Upaya pengalihan arus lalu lintas tidak efektif, terlalu jauh dan memakan waktu, yang tentunya merugikan warga Pabuaran di Gunung Sindur,” jelasnya.
Pian meminta perwakilan dari BRIN untuk membuka kembali jalan tersebut dan memperbolehkan akses bagi kendaraan pribadi dan motor.
“Kami setuju untuk mengalihkan arus lalu lintas kendaraan berat, namun kami meminta agar kendaraan pribadi dan motor tetap diizinkan melewati jalan ini,” tambahnya.
Berbagai Sumber.
